Mahasiswa UKI Toraja membanjiri kantor BPS-GT menolak Ketua Yayasan Baru Prof.J.Salusu


Aksi mahasiswa UKI Toraja di depan kantor Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja-Rantepao 


Mahasiswa UKI Toraja satu suara untuk mengeluarkan aspirasi mereka sejak Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 pada 3 titik, yaitu Kampus 1, Kampus 2, dan Kampus 3 dan kemudian bertemu di titik pusat yaitu di kantor BPS. Adapun aspirasi dan tuntutan Mahasiswa adalah menolak dengan tegas KKN di kalangan Badan Pekerja Gereja Toraja dengan bukti : Ketua BPS mengangkat kakaknya Prof. J. Salusu sebagai Ketua YPTKM, Ketua BPS mengangkat istrinya menjadi Wakil Sekertaris Yayasan Kesehatan Gereja Toraja (YKGT), dengan alasan Prof. J. Salusu sudah lanjut usia (± 83 thn). Mahasiswa juga menolak dengan tegas orang yang sudah tua untuk menjadi pengurus Yayasan , sekaligus mengurus orang sehat. Tidak hanya itu, Mahasiswa UKI Toraja juga menuntut supaya Seluruh Anggota Geraja Toraja untuk mengadakan Sidang Sinode AM Istimewah untuk mengganti Pdt. Musa Salusu sebagai Ketua Umum, Pdt. Suleman Allo Linggi sebagai Sekretaris Umum dan Katrina Tombi sebagai Bendahara Umum dalam rangka mendudukkan kembali fungsi BPS Gereja Toraja yang ssesungguhnya. Mahasiswa juga menolak BPS dijadikan sebagai Badan Pekerja Salusu (Coorporasi). “Kami tidak minta banyak, kami hanya minta Prof. J. Salusu untuk turun dari jabatannya dan di gantikan oleh orang-orang yang bertanggung jawab. Turunkan Prof. J. Salusu, kami tidak mau dipimpin oleh orang-orang yang sarat akan Kolusi di kalangan Gereja Toraja terlebih khusus UKI Toraja!!!”, tutur salah satu Mahasiswa dalam aksi Damai di depan kantor BPS Toraja. Mahasiswa UKI Toraja tetap bersikeras untuk menduduki Kantor BPS jika tuntutannya tidak dipenuhi. Tidak hanya itu, tuntutan mahasiswa juga berupa “Uang Kompor”. “Dimana Uang Kompor yang selama ini kalian janjikan, kalian menipu orang tua kami dengan uang kompor yang katanya Rp. 50.000 per orang”, tuntut Mahasiswa. “Ketua YPTKM dan Ketua Pembina tidak berada di tempat, beliau sedang ada di Makassar, semua aspirasi dan tuntutan kalian kami tampung dan kami akan bahas di rapat yang akan kami laksanakan bersama Ketua YPTKM”, tutur Ketua BPS. Akan tetapi Mahasiswa tetap pada tututan awal. Aksi Damai Mahasiswa ini dikawal ketat oleh pihak Kepolisian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Sepanjang aksi ini, kami telah meninjau Aksi Damai kalian dan tanggung jawab kami sebagai pihak keamanan untuk mengawal aksi ini sampai tuntas. Kami akan menjaga kalian dalam menyampaikan aspirasi, akan tetapi jika masalah keamanan terusik disini maka kita akan berurusan dibidang lain. Upayakan aspirasi kalian dengan cara yang damai dan santun. Kami berupaya untuk menjaga keamanan Mahasiswa dan Anggota BPS” (Arif). Sekertaris BPS Gereja Toraja sekaligur sebagai Sekertaris Pembina (Pdt. Suleman Allo Linggi) meminta maaf kepada Kepolisian terkait aksi ini. Tidak hanya itu Pdt. Suleman juga mengatakan bahwa “Gereja Toraja memberikan kami kepercayaan untuk mengurus disini”. Karena Ketua YPTKM tidak berada di tempat, maka Mahasiswa menuntut untuk menunggu beliau atau dihubungkan melalui Via Telepon. “ Kami sepakat akan mengadakan rapat besok dan membahas terkait tuntutan mahasiswa demi kebaikan UKI Toraja secara umum dan Masyarakat”. Adapun tuntutan Mahasiswa yang telah ditandatangani berisi: “ Pada hari ini, Jumat 30 september 2016 di kantor badan pekerja sinode gereja toraja, jl ahmad yani no 45 r.pao Telah ada kesepakantan antara Mahasiswa dan pengurus BPS untuk segera mengurus proses penggantian Ketua YPTKM atas nama Prof. Dr. J. Salusu MA. paling lambat tanggal 4 Oktober 2016, sehingga serah terima antara pengurus baru dan pengurus lama di tunda sampai terbentuk pengurus YPTKM yang baru. Ditanda tangani oleh ketua Dewan Pembina Dr. Ir Adrianus Parenden di bawah materai 6000 dan diketahui oleh ketua vorum pembaharuan Mahasiswa UKI Toraja (Aser Ambala’bi’), Presiden BEM UKI Toraja (Agustinus). Dan atas perintah Ketua Dewan Pembina (Prof. J. Sampepayung). Apabila penggantian Ketua Yayasan belum selesai berdasarkan waktu yang telah ditentukan, maka seluruh Mahasiswa UKI Toraja akan kembali di tempat ini dengan catatan massa yang lebih banyak 3 kali lipat lebih banyak dari sekarang.



Penulis : Wasti Mande
Foto      : Nella Natratilova

Komentar