Mahasiswa UKI Toraja, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dituduh Sebagai Begal dan Dipukuli
Sedang menjalani perawatan di RS. |
Dengan
beredarnya kasus berupa kabar burung dan penyebaran informasi dari akun palsu
yang mengada-ngada terkait kasus “Mahasiswa UKI Toraja” Jurusan Bahasa Indonesia yaitu Melky Alexander
yang dituduh sebagai begal, korban (Melky) dan keluarga telah mengklarifikasi
terkait berita tersebut. Korban langsung menceritakan kronologi kejadian
tersebut kepada pihak Kepolisian yang didampingi oleh beberapa perwakilan
Mahasiswa, Ketua Himpunan Bahasa Indonesia dan keluarga di Polres Tana Toraja,
Selasa (27/09).
“Saya
sedang kumpul bersama teman-teman di Tongkonan milik keluarga saya, kemudian
saya keluar membeli rokok bersama teman saya Alen/Frits (23.00 WITA), setelah
saya membeli rokok, saya dan Frits hendak pulang ke Tongkonan namun tiba-tiba
datang beberapa oknum polisi (± 8 orang)
yang langsung mencekik saya dari belakang, dan memukuli saya dengan tongkat
polisi dan sebuah benda yang menyerupai pipa besi (saya rasakan pada tubuh) dan
ada pula yang menggunakan tangan. Pukulan itu tidak hanya sekali tetapi
berulang kali saya rasakan”, Rabu (14/09) di Tallunglipu depan Stikes Tana
Toraja-Toraja Utara”, tutur korban (Melky) saat dimintai keterangan oleh
anggota SIPROPAM (M.SUKARDI).
Berdasarkan
keterangan dari korban, korban dituduh sebagai pelaku begal sehingga dipukuli
dan diseret ke mobil yang digunakan oleh beberapa oknum Polisi tersebut, namun
mobil yang digunakan bukanlah mobil Polisi atau sejenisnya, tetapi menggunakan
mobil Kijang Gold. Saat di dalam
mobil korban masih terus dipukuli, diinjak-injak dan terus dituduh sebagai
pelaku begal. Setelah sampai di Polsek Rantepao, korban mencoba untuk membela
diri namun tidak diberikan kesempatan untuk berbicara, korban malah terus
dipukuli dan di masukkan ke dalam kamar mandi untuk dimandikan.
Luka pukulan pada korban |
Selain
itu korban juga dimintai No. STB dan Nama Dosen PA, namun seorang oknum Polisi
mengatakan bahwa korban berbohong dan tidak terdaftar sebagai Mahasiswa UKI
Toraja. Selain itu, teman-teman korban juga dipanggil untuk dimintai keterangan
dan juga dipukuli sama seperti korban, bahkan ada 2 teman korban yang dilempari
kursi oleh oknum Polisi. Keesokan harinya, sekitar pukul 15.00 korban dan teman-teman
diperbolehkan untuk pulang dan diinformasikan untuk kembali lagi pada waktu
yang telah ditentukan (Selasa).
Karena
kejadian ini korban dirawat di Rumah Sakit selama ± 1 Minggu. Dari keenam teman
korban, dua diantaranya ikut di visum bersama korban dengan menggunakan biaya
pribadi.
“Kami
tidak terima dengan perlakuan beberapa Oknum Polisi yang “main hakim sendiri”,
adik saya pendiam, dia anak yang baik-baik, kok dituduh sebagai pelaku begal
dan dipukuli secara tidak manusiawi!!
Pokoknya saya mau kasus ini ditangani dengan benar dan kami akan tetap mengawal
kasus ini sampai selesai”, tutur Kakak korban saat diwawancarai oleh UKM
Jurnalistik UKI Toraja, di Kampus 1.
Setelah
selesai dimintai keterangan (18.30 WITA), beberapa perwakilan dari Lembaga
Kemahasiswaan (Presiden BEM, DPM) UKI Toraja, Ketua Himpunan Bahasa Indonesia
dan Ketua UKM Jurnalistik mengemukakan pendapat serta harapan mereka terkait
kasus ini.
“Kalau boleh penanganan kasus ini dipercepat, karena
kami mengharapkan titik terang dari kasus ini. Kami mengharapkan agar kasus ini
dikawal dengan sebaik-baiknya. Sebelumnya semua teman-teman korban telah
dimintai keterangan dan tinggal korban yang belum dimintai, tetapi sekarang
korban sudah hadir dan siap untuk dimintai keterangan jadi kalau menurut saya
berkas-berkas terkait keterangan korban dan teman-teman sudah rampung, lalu
bagaimana dengan tahap selanjutnya, kami mengharapkan kepastian dari kasus ini.
Sebagai perwakilan Mahasiswa, kami datang menyampaikan apa yang hendak
disampaikan oleh teman-teman saya terkait kasus ini, kami Mahasiswa UKI Toraja
mengharapkan kejelasan dari Kasus ini, karena nama baik UKI Toraja tercemar
dengan adanya kasus ini, ditambah lagi munculnya akun palsu yang mengatas
namakan Hery dari Mahasiswa Teknik Sipil alumni 2009 yang mengatakan bahwa
keluarganya jadi korban begal dari saudara Melky, sedangkan setelah ditelusuri
lebih jauh terkait buku alumni 2009, tidak ada nama Hery dalam buku alumni
tersebut. Selain itu, jika kasus ini tidak secepatnya diusut tuntas maka
perkuliahan korban akan terbengkalai karena di satu sisi korban adalah Mahasiswa”,
tutur Pengurus Lembaga Kemahasiswaan UKI Toraja.
Penulis : Wasti
Fotografer : Nella
Komentar
Posting Komentar